Tarian Gantar
Tarian Gantar Khas Dari Suku Dayak Kalimantan

Tarian Gantar Khas Dari Suku Dayak Kalimantan

Tarian Gantar Khas Dari Suku Dayak Kalimantan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Tarian Gantar
Tarian Gantar Khas Dari Suku Dayak Kalimantan

Tarian Gantar Adalah Salah Satu Tarian Tradisional Khas Suku Dayak Di Kalimantan, Khususnya Dari Daerah Kalimantan Timur. Tari ini di kenal sebagai simbol semangat kerja keras dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat Dayak, serta memiliki nilai budaya yang kuat dalam konteks sosial mereka.

Tari Gantar biasanya di bawakan dalam berbagai upacara adat, terutama saat penyambutan tamu kehormatan atau pada perayaan hasil panen. Dalam pertunjukannya, penari menggunakan alat bantu berupa tongkat kayu dan bambu yang berisi biji-bijian kering. Bambu tersebut di goyang-goyangkan sehingga menghasilkan suara gemericik, memberikan irama alami yang mendukung gerakan tari.

Gerakan dalam Tarian Gantar menggambarkan aktivitas bertani, seperti menanam padi di ladang. Gerakannya terstruktur, ritmis, dan penuh energi, mencerminkan ketekunan masyarakat Dayak dalam mengelola alam. Biasanya, tarian ini di bawakan oleh laki-laki dan perempuan secara berpasangan, menunjukkan kerja sama antara laki-laki dan juga perempuan dalam kehidupan sehari-hari.

Busana yang di kenakan para penari juga sangat khas. Mereka mengenakan pakaian adat Dayak yang penuh dengan hiasan manik-manik berwarna-warni, motif alam, serta atribut seperti ikat kepala dan gelang, yang memperkaya nilai estetika pertunjukan.

Makna Tari Gantar tidak hanya sebatas pada gerakan fisik. Tarian ini mengandung pesan tentang kebersamaan, rasa syukur kepada alam, dan pentingnya kerja keras dalam mencapai kesejahteraan. Karena itu, Tari Gantar bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga bentuk ekspresi budaya yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan.

Hingga kini, Tarian Gantar tetap di lestarikan dan di pertunjukkan dalam berbagai acara budaya, baik di tingkat lokal maupun nasional. Tari ini menjadi salah satu bukti betapa kaya dan beragamnya seni budaya Indonesia, serta mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan budaya leluhur.

Tarian Ini Berasal Dari Masyarakat Suku Dayak Benuaq Dan Dayak Tunjung

Tarian Ini Berasal Dari Masyarakat Suku Dayak Benuaq Dan Dayak Tunjung yang mendiami wilayah Kalimantan Timur. Tari ini sudah ada sejak zaman nenek moyang suku Dayak, dan berakar kuat dalam kehidupan agraris masyarakatnya. Nama “Gantar” sendiri merujuk pada alat utama dalam tarian ini, yaitu tongkat kayu yang di gunakan dalam ritual-ritual tertentu.

Awalnya, Tari Gantar bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan bagian dari ritual adat yang berkaitan dengan aktivitas pertanian, khususnya saat penanaman padi. Gerakan-gerakan dalam tarian ini melambangkan proses menanam benih padi di ladang, dengan harapan mendapatkan hasil panen yang melimpah. Oleh sebab itu, Tari Gantar di penuhi dengan gerak-gerik yang menyerupai menusukkan tongkat ke tanah, menggambarkan gerakan bercocok tanam.

Selain itu, Tari Gantar juga di percaya memiliki fungsi sakral dalam konteks adat Dayak. Tarian ini kadang di gunakan untuk menyambut tamu kehormatan, sebagai lambang penghormatan dan doa agar hubungan yang terjalin membawa keberkahan dan rezeki.

Seiring berjalannya waktu, fungsi Tari Gantar mulai bergeser dari ritual sakral menjadi tarian penyambutan dan hiburan, tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya dan filosofi di dalamnya. Kini, Tari Gantar banyak di tampilkan di berbagai festival budaya, perayaan daerah, hingga event nasional, sebagai bentuk pelestarian tradisi Dayak yang kaya dan penuh makna.

Tari ini juga memperlihatkan nilai kebersamaan, kerja sama, dan rasa syukur kepada alam — nilai-nilai yang selalu di junjung tinggi oleh masyarakat Dayak. Melalui Tari Gantar, generasi muda di ingatkan tentang pentingnya menghormati tanah, hasil alam, dan sesama manusia.

Makna Utama Dari Tarian Gantar

Tari Gantar tidak sekadar menjadi pertunjukan seni yang indah, tetapi juga menyimpan makna mendalam yang berkaitan erat dengan kehidupan, budaya, dan nilai-nilai masyarakat Dayak di Kalimantan Timur. Berikut adalah beberapa Makna Utama Dari Tarian Gantar:

  1. Simbol Kerja Keras dan Kehidupan Agraris

Gerakan dalam Tari Gantar menggambarkan aktivitas menanam padi, yang mencerminkan betapa pentingnya pertanian bagi masyarakat Dayak. Tarian ini menjadi bentuk penghormatan terhadap kerja keras dalam bercocok tanam, serta rasa syukur atas hasil bumi yang mereka terima.

  1. Lambang Keharmonisan dan Kerja Sama

Tari Gantar biasanya di bawakan secara berpasangan oleh laki-laki dan perempuan. Ini melambangkan kerja sama antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan komunitas. Tarian ini juga mencerminkan pentingnya harmoni dalam hubungan sosial.

  1. Ungkapan Rasa Syukur kepada Alam

Melalui Tari Gantar, masyarakat Dayak mengungkapkan rasa syukur mereka kepada alam yang telah menyediakan hasil bumi untuk kehidupan. Ini memperlihatkan bagaimana budaya Dayak sangat menghormati alam sebagai sumber kehidupan yang harus di jaga dan di hargai.

  1. Simbol Kehormatan dan Penyambutan

Dalam konteks lain, Tari Gantar juga berfungsi sebagai tarian penyambutan tamu. Dengan menampilkan tarian ini, masyarakat Dayak ingin menyampaikan rasa hormat, kebahagiaan, dan harapan atas kedatangan tamu-tamu yang membawa berkah bagi komunitas mereka.

  1. Pelestarian Identitas Budaya

Selain makna-makna simbolik di atas, Tari Gantar juga berperan sebagai alat pelestarian identitas budaya. Melalui tarian ini, generasi muda di ajarkan tentang nilai-nilai tradisional yang harus terus di jaga dan di wariskan.

Tari Gantar adalah lebih dari sekadar tarian ia adalah manifestasi semangat kerja keras, penghormatan terhadap alam, pentingnya kebersamaan, serta warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Dayak dan Indonesia secara keseluruhan.

Alat Musik Tradisional Yang Biasa Mengiringi Tari Gantar

Dalam pertunjukan Tari Gantar, musik memiliki peran penting untuk memperkuat suasana dan mengatur ritme gerakan para penari. Alunan musik tradisional yang digunakan menambah nuansa khas dan sakral pada tarian ini. Berikut adalah beberapa Alat Musik Tradisional Yang Biasa Mengiringi Tari Gantar:

  1. Sape

Sape (di baca: sah-peh) adalah alat musik petik tradisional khas suku Dayak. Bentuknya menyerupai gitar dengan suara yang lembut dan mendayu-dayu. Alunan sape memberikan irama yang tenang dan mengalir, sehingga memperhalus gerakan para penari Gantar.

  1. Gong

Gong adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam. Dalam Tari Gantar, gong di gunakan untuk menandai perpindahan gerakan atau perubahan ritme dalam tarian. Suara gong yang bergema menciptakan kesan megah dan sakral pada pertunjukan.

  1. Kenong dan Gendang

Kenong dan gendang juga menjadi bagian penting dalam iringan Tari Gantar. Kenong menghasilkan bunyi khas yang berpola, sedangkan gendang memberikan irama dasar yang mengatur tempo gerakan tari. Ketukan gendang sering kali di sesuaikan dengan hentakan kaki dan gerakan tongkat para penari.

  1. Alat Musik Tradisional Lain

Selain itu, dalam beberapa pertunjukan, masyarakat Dayak juga menggunakan alat musik lain seperti seruling bambu untuk menambah variasi melodi. Suara seruling memberikan nuansa alami dan memperkaya harmoni musik pengiring.

Gabungan alat musik seperti sape, gong, kenong, gendang, dan seruling bambu menciptakan suasana yang khas dalam Tari Gantar tenang, khidmat, tetapi juga penuh semangat. Musik ini tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga menjadi “jiwa” yang menghidupkan tarian, memperkuat pesan budaya yang ingin di sampaikan kepada penonton. Itulah tadi beberapa ulasan mengenai tari tradisional dari kalimantan yang harus terus di lestarikan yaitu Tarian Gantar.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait