Prabowo Bertemu
Prabowo Bertemu Putin Perkuat Hubungan Strategis RI-Rusia

Prabowo Bertemu Putin Perkuat Hubungan Strategis RI-Rusia

Prabowo Bertemu Putin Perkuat Hubungan Strategis RI-Rusia

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Prabowo Bertemu
Prabowo Bertemu Putin Perkuat Hubungan Strategis RI-Rusia

Prabowo Subianto Presiden Indonesia Bertemu Dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Di Saint Petersburg Pada 19 Juni 2025. Pertemuan ini bertujuan memperdalam hubungan kedua negara, khususnya setelah Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS. Putin menyambut keanggotaan tersebut dan menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia akan memberi kontribusi besar pada blok tersebut.

Dalam diskusi, kedua pemimpin sepakat untuk menjajaki kerja sama strategi di berbagai bidang: pertahanan, keamanan, perdagangan, hingga energi nuklir. Indonesia punya rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2032, dan Rusia melalui Rosatom dipandang sebagai mitra potensial. Prabowo menyatakan dukungannya terhadap hubungan yang “imbang dan bebas aliansi,” memastikan bahwa Indonesia tidak memihak salah satu blok global.

Kunjungan ini juga berlangsung bertepatan dengan forum ekonomi internasional di Saint Petersburg. Di mana Prabowo menghadiri dan bahkan berbicara bersama Putin. Dalam forum tersebut, kedua negara menandatangani kesepakatan perdagangan dan investasi. Dengan nilai perdagangan bilateral mencapai sekitar USD 4,5 miliar per Maret 2025. Mereka juga berencana menuntaskan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU) pada tahun ini .

Selain itu, isu teknologi dan ruang angkasa juga di bahas. Rusia menawarkan pembangunan fasilitas peluncuran roket di Biak—walau di garisbawahi untuk penggunaan sipil dan bukan militer. Menimbulkan kekhawatiran dari negara tetangga seperti Australia, namun Indonesia menegaskan akan memastikan parameter kerjasama sesuai norma internasional.

Secara keseluruhan, pertemuan antara Prabowo dan Putin menunjukkan niat Indonesia untuk menjalin hubungan global yang luas dan seimbang. Meskipun memperdalam hubungan dengan Rusia, Indonesia tetap menjaga kebijakan luar negeri yang bebas aktif dan non-blok, serta memperluas komunikasi dengan negara Barat. Seperti telepon dengan Presiden AS sebelumnya—sebagai upaya menjaga stabilitas dan kedaulatan nasional

Poin-Poin Utama Tujuan Kunjungan Tersebut

Pertemuan antara Presiden Indonesia Vladimir Putin, pada Juni 2025 di Saint Petersburg memiliki sejumlah tujuan strategis yang penting bagi hubungan bilateral kedua negara. Berikut ini adalah Poin-Poin Utama Tujuan Kunjungan Tersebut:

  1. Memperkuat Hubungan Strategis Bilateral

Prabowo bertemu Putin untuk mempererat kemitraan strategis antara Indonesia dan Rusia. Terutama setelah Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh dalam kelompok BRICS. Hubungan yang sebelumnya bersifat fungsional kini diarahkan menjadi lebih menyeluruh dan mendalam di berbagai sektor.

  1. Menegaskan Kebijakan Luar Negeri Bebas-Aktif Indonesia

Kunjungan ini juga bertujuan mempertegas posisi Indonesia di tengah ketegangan geopolitik global. Prabowo ingin menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjaga prinsip netral dan bebas-aktif. Kemudian menjalin kerja sama baik dengan Barat maupun Timur tanpa terikat pada satu aliansi manapun.

  1. Penguatan Kerja Sama Pertahanan dan Energi

Isu pertahanan dan energi menjadi bagian utama diskusi. Rusia menawarkan bantuan teknologi militer serta kerja sama dalam pengembangan energi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN). Yang di rencanakan akan dibangun pertama kali di Indonesia pada 2032.

  1. Mendorong Perdagangan dan Investasi

Kedua pemimpin membahas peningkatan perdagangan bilateral yang telah mencapai lebih dari USD 4 miliar. Prabowo dan Putin sepakat mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU), untuk membuka akses pasar yang lebih luas.

  1. Eksplorasi Kerja Sama Teknologi dan Antariksa

Rusia menawarkan kerja sama pengembangan teknologi ruang angkasa. Termasuk pembangunan fasilitas peluncuran roket di Biak, Papua. Namun, kerja sama ini di tekankan hanya untuk keperluan sipil dan ilmiah, bukan militer.

  1. Memperluas Peran Indonesia di Kancah Global

Melalui kunjungan ini, Prabowo juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia siap memainkan peran yang lebih besar di panggung internasional. Baik dalam isu ekonomi, keamanan, maupun diplomasi multilateral melalui forum-forum global seperti BRICS.

Kunjungan Prabowo ke Rusia mencerminkan pendekatan luar negeri yang pragmatis dan terbuka. Dengan misi utama memperkuat posisi strategis Indonesia di tengah dinamika global yang terus berubah.

Kehadiran Presiden Prabowo Dalam Forum Ini Menandai Komitmen Indonesia Untuk Memperluas Kerja Sama Ekonomi

Pada Juni 2025, Presiden Indonesia Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia dan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF), salah satu forum ekonomi paling bergengsi di dunia yang menjadi ajang diplomasi ekonomi antara Rusia dan berbagai negara mitra. Kehadiran Presiden Prabowo Dalam Forum Ini Menandai Komitmen Indonesia Untuk Memperluas Kerja Sama Ekonomi dengan berbagai negara, termasuk dengan Rusia dan kawasan Eurasia.

Dalam forum yang di adakan di kota Saint Petersburg tersebut, Prabowo tidak hanya hadir sebagai tamu kehormatan. Tetapi juga menjadi salah satu pembicara utama bersama Presiden Vladimir Putin. Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama ekonomi yang adil, terbuka, dan saling menguntungkan. Terutama di tengah ketidakpastian global yang di sebabkan oleh konflik geopolitik dan ketegangan ekonomi antarblok.

Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia, sebagai negara demokratis yang memiliki kebijakan luar negeri bebas aktif. Siap menjadi jembatan antara negara-negara Global South dan kekuatan besar dunia. Ia juga menegaskan posisi Indonesia yang netral namun aktif dalam mendorong perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan distribusi ekonomi yang lebih merata di kawasan.

Dalam pertemuan bilateral dan forum tersebut, Indonesia dan Rusia sepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Termasuk percepatan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU). Selain itu, diskusi juga mencakup peluang investasi di bidang energi, infrastruktur, dan pertahanan. Serta proyek strategis seperti pembangunan PLTN dan kerja sama teknologi ruang angkasa.

Partisipasi Indonesia dalam forum ini disambut positif oleh berbagai negara peserta. Rusia melihat Indonesia sebagai mitra penting di Asia Tenggara, terutama setelah Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS. Forum ini menjadi panggung diplomasi ekonomi yang penting bagi Prabowo dalam menunjukkan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang lebih aktif, terbuka terhadap investasi global, dan fokus pada pembangunan nasional berkelanjutan.

Sebagian Masyarakat Menilai Pertemuan Ini Sebagai Langkah Berani Dan Strategis

Pertemuan antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni 2025 memicu beragam reaksi dari masyarakat Indonesia. Secara umum, tanggapan publik terbagi menjadi beberapa sudut pandang, tergantung latar belakang politik, ekonomi, dan sudut pandang geopolitik masyarakat.

  1. Respon Positif: Langkah Strategis dan Berani

Sebagian Masyarakat Menilai Pertemuan Ini Sebagai Langkah Berani Dan Strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional. Mereka melihat kunjungan tersebut sebagai upaya diversifikasi hubungan luar negeri yang tidak terpaku pada negara-negara Barat. Banyak yang mengapresiasi keberanian Prabowo menjalin kerja sama dengan Rusia dalam bidang perdagangan, pertahanan, dan teknologi nuklir.

Pendukung kebijakan ini menganggap Prabowo berhasil menunjukkan kemandirian Indonesia dalam menentukan arah diplomasi luar negerinya tanpa tekanan dari kekuatan global tertentu. Narasi ini banyak di suarakan di media sosial oleh kalangan nasionalis dan kelompok yang mendukung kebijakan luar negeri bebas aktif.

  1. Kekhawatiran dari Sebagian Kalangan

Namun, ada juga masyarakat yang menyuarakan kekhawatiran, terutama terkait potensi dampak hubungan dengan negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Mereka khawatir bahwa keterlibatan terlalu dekat dengan Rusia, apalagi di tengah sanksi internasional terhadap negara tersebut, bisa menimbulkan tekanan politik atau ekonomi bagi Indonesia.

Beberapa pengamat dan warganet juga mempertanyakan transparansi kerja sama di sektor nuklir dan teknologi antariksa, termasuk potensi ancaman keamanan kawasan jika kerja sama ini tidak di jelaskan secara terbuka kepada publik.

  1. Netral dan Menunggu Hasil Nyata

Sebagian masyarakat lainnya mengambil posisi netral dan memilih menunggu hasil konkret dari pertemuan tersebut. Mereka berharap kunjungan ini tidak sekadar simbolik, tetapi mampu menghasilkan proyek nyata yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia, terutama di bidang energi, pendidikan teknologi, dan lapangan kerja.

Secara keseluruhan, pertemuan Prabowo dengan Putin memicu diskusi publik yang luas—tanda bahwa masyarakat Indonesia kini semakin peduli terhadap arah kebijakan luar negeri dan posisi negaranya dalam dinamika global Presiden Prabowo.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait